Damai Sejahtera Kita

Damai sejahtera itu merupakan salah satu buah roh yang harus dimiliki oleh setiap orang percaya. Inilah yang dikatakan oleh firman Tuhan, “Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,  kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu” (Galatia 5:22, 23).

Damai sejahtera itu berasal dari kata eirene, yang berarti “peace (damai), quietness (ketenangan), rest (istirahat).”  Orang yang hidup dalam ketenangan dan damai sejahtera akan tampil lebih meyakinkan. Ingat bahwa hidup itu selalu ada tantangan dalam hidup kita. Namun tantangan itu akan menjadi batu pijakan untuk menjadi lebih baik. Tetapi orang yang mudah panik menghadapi tantangan maka akan sulit menghadapi tantangan.

Damai sejahtera dari dunia ini rapuh. Kalau bukan dari Tuhan tidak akan bertahan lama. Yesus berjanji memberikan damai sejahtera kepada kita.

Ada dua kesalahpahaman tentang damai sejahtera ini:

  1. Damai sejahtera itu ada bukan karena kita menghindari masalah. Ada yang berpikir bahwa kalau bisa menghindari masalah maka akan ada damai sejahtera. Salah besar. Masalah masih ada di sana. Justru itu harus dibereskan terlebih dahulu. Damai seperti ini tidak lama usianya, sebab masalahnya masih ada di sana.
  2. Berusaha untuk menyenangkan orang lain. Ini juga damai sejahtera yang palsu. Kita tidak bisa menyenangkan semua orang, sebab kita berhubungan dengan berbagai jenis orang.

Bagaimana kita memperoleh damai sejahtera?

Yesaya 48:17-22 katakan, “Beginilah firman TUHAN, Penebusmu, Yang Mahakudus, Allah Israel: “Akulah TUHAN, Allahmu, yang mengajar engkau tentang apa yang memberi faedah, yang menuntun engkau di jalan yang harus kautempuh. Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintah-Ku, maka damai sejahteramu akan seperti sungai yang tidak pernah kering, dan kebahagiaanmu akan terus berlimpah seperti gelombang-gelombang laut yang tidak pernah berhenti,   maka keturunanmu akan seperti pasir dan anak cucumu seperti kersik banyaknya; nama mereka tidak akan dilenyapkan atau ditiadakan dari hadapan-Ku.” Keluarlah dari Babel, larilah dari Kasdim! Beritahukanlah dengan suara sorak-sorai dan kabarkanlah hal ini! Siarkanlah itu sampai ke ujung bumi! Katakanlah: “TUHAN telah menebus Yakub, hamba-Nya!” Mereka tidak menderita haus, ketika Ia memimpin mereka melalui tempat-tempat yang tandus; Ia mengeluarkan air dari gunung batu bagi mereka; Ia membelah gunung batu, maka memancarlah air. “Tidak ada damai sejahtera bagi orang-orang fasik!” firman TUHAN.”

Pertama, jadikan menjadi yang nomor satu dalam hidup Anda. Di ayat di atas dikatakan pertama kali “Beginilah firman TUHAN, Penebusmu, Yang Mahakudus..” Tuhan menyatakan diri-Nya senantiasa kepada kita. Namun seringkali kita lupa kalau Tuhan itu bersama dengan kita.

Kedua, yang mengajar kamu dan yang memberikan faedah atau yang berguna. Kita harus bertekun di dalam firman Tuhan dan senantiasa merenungkan firman Tuhan dengan lebih serius lagi.

Dalam sisi apa saja kita harus berdamai?

Pertama, berdamai dengan Tuhan. Inilah dasar yang utama untuk mendapatkan damai sejahtera. Alkitab katakan, , “Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan, sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera,  dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu.  Ia datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang “jauh” dan damai sejahtera kepada mereka yang “dekat” (Efesus 2:14-17).

Menurut ayat ini dasar dari segala damai sejahtera kita adalah berdamai dengan Tuhan. Kol. 1:19, 20 juga menegaskan akan hal ini. Jangan hidup dalam perseteruan  dengan Tuhan. Banyak orang yang tidak mau diperdamaikan. Padahal Ini merupakan dasar kita menerima damai dari Tuhan. Kalau yang ini tidak dilakukan, maka apapun yang kita lakukan di depan tidak akan mendatangkan damai sejahtera.

Kedua, berdamai dengan diri sendiri.

Ketiga, berdamai dengan orang lain.

Poin kedua dan ketiga terdapat pada Matius 5:22-24, “Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala. Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.”

Betapa pentingnya kita harus mempunyai perdamaian dengan diri sendiri dan orang lain juga. Selesaikan masalah yang mungkin masih ada dalam hidup kita. Hiduplah dalam perdamaian juga dengan orang lain (Rm. 12:17, 18).

Kiranya hidup kita dipenuhi dengan damai sejahtera senantiasa. Tuhan memberkati. Amin.

%d bloggers like this: