Perhatikanlah Hal Yang Kecil

“Mar 6:45 Sesudah itu Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu dan berangkat lebih dulu ke seberang, ke Betsaida, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang. Setelah Ia berpisah dari mereka, Ia pergi ke bukit untuk berdoa. Ketika hari sudah malam perahu itu sudah di tengah danau, sedang Yesus tinggal sendirian di darat. Ketika Ia melihat betapa payahnya mereka mendayung karena angin sakal, maka kira-kira jam tiga malam Ia datang kepada mereka berjalan di atas air dan Ia hendak melewati mereka. Ketika mereka melihat Dia berjalan di atas air, mereka mengira bahwa Ia adalah hantu, lalu mereka berteriak-teriak, sebab mereka semua melihat Dia dan merekapun sangat terkejut. Tetapi segera Ia berkata kepada mereka: “Tenanglah! Aku ini, jangan takut!” Lalu Ia naik ke perahu mendapatkan mereka, dan anginpun redalah. Mereka sangat tercengang dan bingung, sebab sesudah peristiwa roti itu mereka belum juga mengerti, dan hati mereka tetap degil” (Markus 6:45-52).

Dalam masa kampanye yang ditawarkan pemerintahan yang baru. Ketika Yesus datang ke bumi, yang ditawarkan adalah kerajaan baru dan Yesus yang menjadi Rajanya. Dan Raja ini mempedulikan kebutuhan kita. Misalnya, saat Dia memberi makan ribuan orang dengan modal lima roti dan dua ikan. Sebelum Dia menggandakan makanan itu Dia mengucap syukur kepada Bapa.

Kita bisa belajar mengucap syukur dari hal-hal yang kecil untuk mengenal kesetiaan Tuhan. Kita bisa mengucap syukur untuk hal-hal yang sederhana.

Di ayat itu juga dikatakan bahwa Yesus berkata kepada murid-muridnya, supaya mereka yang harus memberi orang banyak itu makan. Tuhan Yesus berkata bukan Musa yang memberikan roti di padang belantara tapi Bapa surgawi. Dan Yesus adalah Roti Hidup itu yang tidak akan membuat orang lapar lagi.

Peristiwa di pembacaan ayat hari ini diawali ketika Yesus memerintahkan murid-murid-Nya ke gunung untuk berdoa. Jika Yesus yang memerintahkan, maka Yesus yang bertanggung jawab. Ketika hari sudah malam mereka sudah susah payah mendayung, jam 3 pagi yesus datang berjalan di atas air seolah-olah ingin melewati mereka. Manusia memang tidak terbiasa dengan kegoncangan. Kita ingat bagaimana malaikat pembinasa akan membinasakan semua anak sulung yang ada di Mesir, mulai dari anak Firaun sampai anak sulung hamba, tetapi orang Israel mengambil seekor domba dan darahnya disapukan di ambang pintu. Saat goncangan seperti ini terjadi, anak Tuhan terpelihara.

Waktu mereka keluar dari Mesir, Tuhan memberikan perlindungan tiang awan di waktu siang dan tiang api di waktu malam. Dan Tuhan juga sengaja menuntun mereka ke depan laut yang dalamnya 800 meter. Namun Tuhan itu tidak berhenti menjaga kita, melihat kita, dan menyertai kita. Jam 3 pagi Yesus datang berjalan di atas air. Tuhan akan datang ketika kita memanggilnya (jam 3 pagi menggambarkan keputusasaan). Pada giliran jam 3 pagi Tuhan berkata pada Musa supaya ia mengulurkan tongkatnya untuk membelah air laut itu dan menguburkan orang mesir. Karena itulah mengapa Allah memberikan perintah supaya kita berseru pada pada masa kesesesakan dan Ia akan meluputkan kita. Tuhan bekerja pada waktu jaga malam. Jangan takut sebab pada malam hari kita akan melihat Tuhan.

Tuhan memang tidak menjanjikan perjalanan hidup yang mulus. Jalan Tuhan tidak gampang meskipun itu Tuhan yang menyuruhnya. Bukankah Tuhan yang menyuruh orang Israel keluar dari Mesir dan Dia pula yang menyuruh murid-murid-Nya menyeberang danau Galilea sebelum badai itu datang?

Jadi kita dapat belajar bahwa Allah mempedulikan kita meskipun itu kelihatannya kecil. Karena itu mari ingat lagi hal-hal yang kita anggap kecil dan hal-hal yang sederhana dalam hidup kita yang membuktikan pemeliharaan Tuhan dalam hidup kita. Dan Dia berkuasa untuk melakukan hal-hal yang kita tidak duga.#

%d bloggers like this: