Church As Family

Efesus 2:19 “Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah.”

Gereja dalam konteks Perjanjian Baru bukanlah bangunannya, tetapi jemaat Tuhan, orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus yang telah mati dan bangkit buat mereka. Sebelum menjadi orang percaya, jemaat di Efesus terpisah dari orang-orang Yahudi dan Allah. Mereka tidak termasuk kewargaan Israel, sehingga tidak menikmati semua hak istimewa sebagai umat Allah (2:12). Ada tembok pemisah dan perseteruan antara mereka dengan orang-orang Yahudi (2:13-15, 17). Namun mereka yang percaya disatukan di dalam Kristus, baik dengan orang Yahudi yang sudah percaya atau dengan yang non Yahudi lainnya, menjadi “satu manusia baru” (2:15), “satu tubuh” (2:16), dan “di dalam satu Roh” (2:18). Dengan demikian, terjadi kedamaian  dalam komunitas ini ( 2:15 dan 2:17). Dan kesatuan ini membawa konsep tentang Keluarga Allah (2:19)! Inilah dasar yang menguatkan bahwa gereja seharusnya menjadi tempat yang nyaman buat keluarga. Di dalam keluarga ada kasih, perhatian, dukungan, perhatian, dsb. Keluarga yang sehat akan menciptakan atmosfir yang indah. Dalam gereja (termasuk komsel / Messianic Community), setiap anggotanya akan menikmati keintiman dan persekutuan dengan Allah dan saudara seiman lainnya. Alkitab menyatakan, “Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat” (Ibrani 10:25). Jangan jauhi keluarga (baca: komsel/MC kita). Karena kedatangan Tuhan Yesus sudah dekat!

%d bloggers like this: