Progress: Parenting As a Source

Kisah Para Rasul 16:19  “Hal itu dilakukannya beberapa hari lamanya. Tetapi ketika Paulus tidak tahan lagi akan gangguan itu, ia berpaling dan berkata kepada roh itu: “Demi nama Yesus Kristus aku menyuruh engkau keluar dari perempuan ini.” Seketika itu juga keluarlah roh itu.”

Ketika terjalin hubungan pembapaan (”parenting”) sebagai sumber, maka pasti akan terjadi perkembangan / pertumbuhhan (”progress”), dimana kita menghubungkan diri kita dengan Sang Sumber kehidupan, maka kuasa akan datang dalam kehidupan kita.    Kita melihat dalam bacaan kita hari ini, ketika Paulus dan para rasul bertemu dengan seorang wanita, apa yang terjadi?  Tuan-tuan dari wanita itu begitu marah karena sumber penghasilannya dan keuntungan mereka tiba-tiba hilang.  Banyak orang mencari keuntungan melalui kuasa gelap.  Saya heran hari hari ini, dimana banyak orang suka nonton orang mati, okultisme, conjuring dan film-film horor seperti itu.  Hollywood telah menyesatkan banyak orang.  Tetapi bersyukur, tidak ada kuasa yang mampu bertahan menghadapi kuasa Nama Yesus.

Kita melihat selanjutnya, bahwa Paulus dan para rasul dimasukkan ke dalam penjara.  Saya selalu katakan bahwa oposisi (orang yang berlawanan dengan kita) adalah hal yang wajar.  Ketika ada Roh Allah dalam hidup kita, dunia akan membenci kita tanpa alasan.  Suatu kali saya pernah melayani seseorang yang stress berat, saya memberikan Alkitab kepadanya.  Tetapi istrinya mau membunuh saya.  Harusnya dia berterima kasih kepada saya.  Suaminya menjadi orang yang tidak main perempuan lagi dan rajin baca Alkitab.  Tetapi roh didalam istrinya ini, untuk saya tengking roh-nya waktu itu di dalam Nama Yesus, puji Tuhan akhirnya dia malah dipenuhi oleh Roh Kudus.  Penjara yang di hadapi Paulus, menggambarkan aniaya, yang itu memang dan pasti akan datang, karena dunia ini begitu membenci Yesus.  Salah satu anak rohani saya, dia minum jus jeruk di Ubud, dan orang-orang asing yang sedang mabuk disana begitu marah, dia mau dibunuh dan mau dilemparkan ke jalan saat itu.  Kenapa mereka begitu marah, karena saat itu dia ditanya dalam bahasa Inggris, apakah Yesus itu adalah satu-satunya jalan keselamatan?  Dan anak rohani saya menjawab dengan tegas “Yess!!”  Mereka begitu marah.  Jika kita menyebut “Tuhan”, mungkin masih tidak ada masalah.  Tetapi ketika kita sebut “YEsus”, pasti ada kemarahan (”amock”).  Tapi kabar baiknya adalah, dimana ada aniaya, selalu selalu dan selalu…ada mujizat.  Di dalam penjara, mereka tidak menggunakan hak mereka sebagai warga negara Romawi, karena ada kewarga negaraan yang jauh lebih hebat, yaitu kewarga negaraan Kerajaan Surga.  Mereka mengalami aniaya, dipukul dengan kejam, dimasukkan ke penjara yang paling dalam, bahkan kaki mereka dipasung (Kisah 16:24).  Dan firman Tuhan menyatakan bahwa mereka berdoa dan memuji Tuhan.  Kita melihat bahwa Paulus dan Silas di dalam penjara, mereka menjadikan diri mereka sumber kelepasan dan sumber mujizat.  Mereka tidak berkeluh kesah dan tidak mengasihani diri mereka sendiri.  Dan Alkitab berkata, di dalam pujian dan penyembahan mereka, penjara dan semua ikatan yang ada terlepas.

Yang luar biasa dalam keadaan itu adalah, bahwa para narapidana tidak melarikan diri.  Karena saya percaya ada damai sejahtera luar biasa disana, sebab Tuhan hadir disana.  Kepala penjara diselamatkan dan seisi rumahnya mendapat Shallom.  Selamat menjadi sumber bagi sekitar kita.  Tuhan memberkati

%d bloggers like this: