Dalam tema “Be Influencer in My Church”ini, mari kita belajar bagaimana kita menang atas konflik
yang bisa menghancurkan kebersamaan kita dalam kehidupan bergereja. Paulus melalui suratnya
kepada jemaat di Filipi, memberikan beberapa hal yang perlu kita perhatikan untuk mencegah dan
menyelesaikan konflik dengan sesama, yaitu:
- Hendaklah hidup kita berpadanan dengan Injil Kristus (1:27a) → Injil Kristus harus menjadi acuan kehidupan kita, bukan pemikiran kita sendiri.
- Teguh berdiri dalam satu roh, dan sehati sejiwa, berjuang untuk iman yang timbul dari berita Injil (1:27b) → perjuangan bukan untuk diri sendiri, tetapi pertumbuhan iman melalui pemberitaan Injil.
- Dengan rendah hati menganggap yang lain lebih utama (2:3) → prinsip kerendahan hati adalah orang lain lebih utama dari diri kita.
- Lakukan segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantahan (2:14) → tidak ada persungutan, yang ada adalah pengucapan Syukur.
- Semua mencari kepentingan Kristus (2:21) → kepentingan Kristus lebih utama daripada kepentingan diri kita sendiri.
Lebih dalam lagi, Paulus memberikan beberapa pelajaran melalui nasihatnya kepada dua wanita
yang mengalami konflik dalam pelayanan, yaitu Euodia dan Sinthike (Filipi 4:2-9), yaitu:
- DUA BERKONFLIK, MENGHANCURKAN SEMUA ORANG.
Konflik yang tidak dibereskan, akan menjadi seperti luka yang infeksi, dapat berakibat kehancuran atau perpecahan dalam gereja. Kita akan kuat jika kita bersatu. Sebaliknya, kita akan lemah jika terpecah belah. Dalam kehidupan bersama, selalu pilihlah kasih, bukan yang lain. - SATU PENDAMAI, MENCIPTAKAN BUDAYA PERDAMAIAN.
Kita tidak tahu kepada siapa Paulus memberikan tugas, tetapi Paulus ingin supaya orang ini berlaku sebagai MEDIATOR untuk Euodia & Sintikhe. Orang yang membawa damai bisa menolong seluruh gereja akan mengalami kedamaian. Pertanyaannya, apakah Anda seorang pembawa damai saat ada yang berkonflik? - KEKUATIRANKU MENGHASILKAN KEKUATIRAN KITA.
Berangkat dari menasihati dua wanita, Paulus berubah haluan untuk menasihati seluruh jemaat lokal. Ayat 6 menyatakan “Janganlah kuatir tentang apapun juga…” yang berarti bahwa Paulus berpesan,”kalian semua jangan kuatir tentang apapun juga.” Sebaliknya, ketika ada satu orang bersukacita, maka semua orang akan bersukacita (ayat 4-5); dan saat satu orang membawa damai, maka semua orang berada dalam damai juga. - DOA, PEMBUNUH KEKUATIRAN.
Melalui ayat 6, jelas bahwa pembunuh kekuatiran adalah saat kita datang kepada Tuhan melalui doa, dengan penuh ucapan syukur. Ucapan syukur akan membawa hati dan pikiran kita kepada perbendaharaan kebaikan dan pertolongan yang Tuhan pernah lakukan, sehingga iman kita akan bangkit mengalahkan kekuatiran kita. - DIET PIKIRAN.
Melalui ayat 8, Paulus memerintahkan untuk kita mengisi pikiran kita dengan hal-hal yang benar dan baik. Inilah diet pikiran yang perlu kita lakukan. Jangan isi pikiran kita secara sembarangan. - FOLLOWSHIP.
Melalui ayat 9, kita belajar bahwa mempelajari, menerima, mendengar, dan melihat keteladanan tidak akan ada artinya jika kita tidak melakukan semuanya itu. Sebagai orang percaya, kita harus berani berkata: “Ikutlah aku, sama seperti aku mengikut Kristus.” - KEDAMAIAN YANG SEJATI.
Jikalau anda ingin menukar KEKUATIRAN dengan DAMAI SEJAHTERA, anda membutuhkan KRISTUS!
PURSUE PEACE IN A SINFUL WORLD – KEJAR KEDAMAIAN DI DUNIA YANG PENUH DOSA
ROMA 12:18