Transforming Paradigm

Mengalami Transformasi Paradigma

Memasuki bulan yang baru, kita belajar tema yang baru, yaitu “Transforming People’s Paradigm”
atau mentransformasi / mengubah paradigma banyak orang. Yang perlu kita sadari, bahwa
paradigma itu seperti kompas; kalau paradigma kita benar, maka hidup kita akan berjalan dalam
kebenaran. Sebaliknya, jika paradigma kita salah, maka hidup kita akan berjalan dalam hal-hal yang
salah dan tidak berkenan di hadapan Tuhan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memiliki
paradigma yang benar, yaitu paradigma yang terus-menerus diperbaharui menuju keserupaan
dengan gambar-Nya
, dalam kemuliaan yang semakin besar (2 Korintus 3:18).

Bagaimana kita mengalami perubahan tersebut:

  1. Pengalaman / Perjumpaan dengan Tuhan.
    Tokoh dalam Perjanjian Baru yang begitu jelas mengalami hal ini adalah Saulus yang berubah menjadi Paulus. Perubahan hidup yang luar biasa yang dialami oleh Paulus, berawal dari pengalaman dan perjumpaannya dengan Kristus saat dia sedang dalam perjalanan menuju Damsyik (Kisah 9:3-6). Tokoh lain dalam Perjanjian Lama adalah Saul, yang mengalami kepenuhan Roh Tuhan dan berubah menjadi manusia lain (1 Samuel 10:5-6). Perubahan adalah tanda nyata seseorang mengalami perjumpaan dengan TUHAN
  2. Keputusan untuk Berubah
    Orang banyak yang mendengar khotbah Petrus, mengambil keputusan untuk bertobat dan memberi diri dibaptis (Kisah 2:37-38). Bahkan, mereka juga memutuskan untuk melakukan dan membangun kebiasaan yang berbeda, yaitu hidup bertekun dalam pengajaran para rasul dan dalam persekutuan (Kisah 2:41-42). Bagaimana dengan kita saat mendengar firman Tuhan?
  3. Bersedia menjalani Proses Perubahan
    Seringkali manusia menghindari rasa sakit. Kalau kita mau menjalani proses dengan baik, kita harus bersedia ‘merangkul’ rasa sakit yang akan mendewasakan hidup kita. Bersedia menjalani proses, merupakan bentuk kehidupan yang senantiasa taat untuk mengerjakan keselamatan (Filipi 2:12-13). Memang bukan hal yang mudah, oleh karena itu, Allah sendiri telah memperlengkapi kita dengan segala yang baik untuk memampukan kita melakukannya (Ibrani 13:20-21). Jangan ijinkan hidup kita dikendalikan oleh hawa nafsu kedagingan kita, tetapi berikan diri kita dipimpin oleh hati nurani yang murni yang membawa kita menjalani hidup yang berkenan di hadapan Allah dan manusia (Kisah 24:16).
  4. Keterbukaan untuk terus Diubahkan
    Kunci keterbukaan kita adalah, kebersediaan kita untuk menanggalkan manusia lama, dan senantiasa mengenakan manusia baru yang mengalami pembaharuan dalam roh dan pikiran kita (Efesus 4:21-24). Bahkan, kita harus mengenakan manusia baru yang terus menerus diperbaharui (Kolose 3:8-10). Prinsipnya, hari ini hidup saya harus lebih baik dan lebih serupa Kristus daripada kemarin, dan besok hidup saya harus lebih baik lagi dan lebih lagi serupa Kristus daripada hari ini. Dan demikian seterusnya.
ROMA 12:2 [FAYH]:
JANGAN MENIRU TINGKAH LAKU DAN KEBIASAAN DUNIA INI, MARI KITA MENJADI ORANG
DENGAN KEPRIBADIAN BARU DALAM SEGALA PERBUATAN DAN PIKIRAN KITA,
SEHINGGA KITA AKAN MENGERTI DAN MENGALAMI JALAN TUHAN
YANG SEMPURNA ATAS SETIAP KITA