Hikmat Allah Dalam Menghadapi Krisis

Krisis global yang terjadi belakangan ini telah memberi dampak bagi seluruh dunia. Bagaimanakah kita sebagai orang percaya harus bertindak alam menghadapi krisis? Dalam 2 Raja-raja 3 : 1 -27, bercerita tentang krisis yang dialami oleh Raja Yoram.

Ia sebagai raja atas Samaria atas Israel harus menghadapi pemberontakan yang diakibatkan oleh Raja Moab. Sehingga Yoram mengajak raja Yehuda, dan Raja Edom untuk berperang bersama – sama dengan dia.

2 Raja – raja 3:5-9;” Tetapi segera sesudah Ahab mati, memberontaklah raja Moab terhadap raja Israel.Keluarlah raja Yoram pada waktu itu dari Samaria, lalu ia memeriksa barisan seluruh orang Israel. Selanjutnya ia menyuruh orang kepada Yosafat, raja Yehuda, dengan pesan: “Raja Moab telah memberontak terhadap aku! Maukah engkau bersama-sama aku berperang melawan Moab?” Jawabnya: “Aku akan maju. Kita sama-sama, aku dan engkau, rakyatku dan rakyatmu, kudaku dan kudamu.”
Lagi ia bertanya: “Melalui jalan manakah kita akan maju?” Jawabnya: “Melalui padang gurun Edom!”
Maka berjalanlah raja Israel dan raja Yehuda dan raja Edom. Tetapi sesudah mereka berkeliling tujuh hari perjalanan jauhnya, maka tidak terdapat air untuk tentara dan untuk hewan yang mengikuti mereka.”

Namun di tengah – tengah perjalanan, mereka menemui masalah. Diantaranya, mereka tidak dapat menemukan air untuk ternak dan bagi diri mereka sendiri setelah berjalan 7 hari lamanya melalui padang gurun Edom. Sehingga Yoram merasa putus asa.

2 Raja – raja 3: 10-11; ”Lalu berkatalah raja Israel: “Wahai, TUHAN telah memanggil ketiga raja ini untuk menyerahkan mereka ke dalam tangan Moab!”
Tetapi bertanyalah Yosafat: “Tidak adakah di sini seorang nabi TUHAN, supaya dengan perantaraannya kita meminta petunjuk TUHAN?” Lalu salah seorang pegawai raja Israel menjawab, katanya: “Di sini ada Elisa bin Safat, yang dahulu melayani Elia”

Perbedaan yang besar dapat kita lihat antara reaksi orang beriman dan yang tidak beriman. Yosafat memilih untuk mencari kehendak Tuhan daripada meratapi keadaan. Oleh karena Yosafat, Elia mau membantu mereka

2 Raja – raja 3: 12-14; ”Berkatalah Yosafat: “Memang padanya ada firman TUHAN.” Sesudah itu pergilah raja Israel dan Yosafat dan raja Edom kepada Elisa.
Tetapi berkatalah Elisa kepada raja Israel: “Apakah urusanku dengan engkau? Pergilah kepada para nabi ayahmu dan kepada para nabi ibumu.” Jawab raja Israel kepadanya: “Jangan begitu, sebab TUHAN memanggil ketiga raja ini untuk menyerahkan mereka ke dalam tangan orang Moab!”
Berkatalah Elisa: “Demi TUHAN semesta alam yang hidup, yang di hadapan-Nya aku menjadi pelayan: jika tidak karena Yosafat, raja Yehuda, maka sesungguhnya aku ini tidak akan memandang dan melihat kepadamu.”

Krisis dapat terjadi oleh karena keadaan maupun oleh karena kesalahan kita sendiri.Ada beberapa hal yang menyebabkan seseorang masuk ke dalam kesulitan maupun krisis, antara lain adalah:

  1. Tidak menjauhi kejahatan
    2 Raja-raja 3:3; ”Namun demikian, ia masih berpaut kepada dosa Yerobeam bin Nebat yang mengakibatkan orang Israel berdosa pula; ia tidak menjauhinya.”
    Yoram, meskipun tidak sejahat ayah dan ibunya, tetapi ia tidak menjauhkan tiang-tiang berhala, dan masih menyembah kepada lembu emas.Kita perlu mengingat bahwa Allah kita adalah Allah yang cemburu. Ia tidak mengijinkan adanya ilah lain sekecil apapun dalam hidup kita.Untuk itu kita harus menjauhi kejahatan agar tidak menuai kecelakaan yang dikarenakan oleh kejahatan kita sendiri.

Dalam hidup ini, kita harus mengetahui dan mengenali siapakah musuh kita. Dalam peristiwa Raja Yoram, dia melawan Raja Moab. Moab berarti pride / keangkuhan. Keangkuhan inilah yang membuat ia tidak mau tunduk.
Kita perlu mengenali musuh-musuh yang terjadi belakangan ini, yang disebabkan oleh keangkuhan.

  • Relativisme / relativism :Tidak ada sesuatu yang absolut. Segala sesuatu bersifat abu-abu dan dapat di tawar.dapat berkompromi dengan apapun juga. Kita perlu tahu bahwa satu-satunya hal yang paling absolut dalam dunia ini adalah .
  • Pasivisme / passivism :Tindakan yang pasif, menerima segala nilai tanpa diketahui kebenarannya terlebih dahulu, misalnya mengosongkan pikiran demi alasan kesehatan. Padahal sebenarnya pikiran kita harus selalu dipenuhi oleh kebenaran akan Firman Allah.
  • Fatalisme / Fatalism :Suatu tindakan yang menerima segala sesuatunya sebagai nasib/suratan takdir, atau mengikuti kebiasaan-kebiasaan yang terjadi dalam suatu tempat tanpa mengetahui kebenaran Firman Allah. Yoram adalah Raja Israel, namanya berarti ’Yehovah is exalted’. Tetapi ia tidak pernah meninggikan nama Tuhan, dan menyembah lembu emas. Mengikuti kebiasaan orang Israel menyembah ilah lain. Padahal jelas Firman Allah mengatakan jangan ada ilah lain daripada-Ku.
  • Hedonisme/ Hedonism :Hedonisme dapat didefinisikan sebagai bentuk dari kecintaan seseorang pada dunia, sehingga apa saja yang dilakukannya berorientasi pada kepuasan duniawi semata.
  • Konsumersime/ Consumerism :Konsumsi yang mengada-ngada.

9 Kebutuhan dasar manusia menurut Abraham Maslow :
Air (water), Makanan (food), Pakaian , Housing (Rumah), Protection (Perlindungan), Security (Keamanan), Preservation (penyediaan), Self Actualization(aktualisasi diri), Significance

Tetapi Tuhan berkata agar kita mencari Kerajaan Allah dan kebenaranNya, maka semua akan ditambahkan kepadamu. Semuanya itu dicari oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Kita sebagai orang percaya harus terlebih dahulu mencari kebenaran Firman Allah, maka Allah sendiri yang akan menambahkan segala kebutuhan kita.

  1. Kemitraan yang salah:
    Ketika menjadi kaya dan terhormat, Yosafat berbesan dengan Ahab, Raja Israel yang jahat perbuatannya di mata Tuhan. Ia bermitra dengan orang yang salah!
  2. Kesetiakawanan yang salah / Ikut-ikutan :
    Yosafat berarti ”Jehovah is my judge: Yehovah adalah hakimku” Namun sangat disayangkan, ia tidak meminta petunjuk Tuhan. Ketika ia diajak maju berperang, ia tidak meminta keputusan Tuhan. Sehingga baru berjalan 7 hari, mereka sudah menghadapi krisis kehabisan air.
  3. Hikmat Manusiawi, tidak mencari Hikmat Tuhan:
    Dikatakan mereka berjalan melalui Padang Gurun Edom. Edom disini berarti ’merah’.Edom berbicara tentang kedagingan. Jangan mengambil jalan keluar yang enak bagi daging kita. Bukankah kita lebih sering tertimpa kesulitan oleh karena hanya ingin gampangnya saja?
  4. Tidak tetap dalam barisan :
    Ketika pasukan Moab melihat air merah yang seperti darah, mereka tidak memeriksa lebih teliti lagi, dan memutuskan untuk menjarah. Mereka tidak lagi tinggal dalam formasi yang tetap, oleh karena besarnya keinginan mereka untuk menjarah. Jangan keluar dari barisan, sebab berjalan sendiri adalah suatu kebodohan.

Bagaimana Hikmat Allah / jalan keluar dalam menghadapi Krisis ini?

  1. Seek an anointed servant of The Lord (Carilah hamba Tuhan yang diurapi)
    Sebab padanya ada Firman Tuhan, dan perkataan seorang hamba Tuhan yang diurapi pasti akan terjadi. Ketika Yosafat melihat tak ada air selama 7 hari perjalanan, ia mencari Elia, hamba Tuhan yang diurapi.Dan pada akhirnya, masalah krisis air yang dihadapinya dapat selesai.
  2. Keep on praising The Lord (Tetaplah memuji Tuhan)
    Menaikkan pujian dalam masa kesesakan sangatlah penting. Begitu pula jenis musik yang kita dengar. Musik penyembahan kepada Tuhan memberikan kekuatan di masa-masa krisis. Ketika kita memuji Tuhan, pandangan kita akan berubah.
  3. Keep on dreaming, believe the promise of The Lord (tetaplah bermimpi, percaya akan janji Tuhan)
    Orang lain boleh melihat bahwa krisis ini adalah kesempitan, tetapi kita orang percaya bahwa saat-saat ini adalah kesempatan, bukan kesempitan. Firman Tuhan memberikan mimpi dan pengharapan yang baru bagi diri kita.
  4. Keep on digging (Tetaplah menggali)
    Tanah di Israel adalah tanah yang keras, mereka dalam keadaan yang haus dan harus menggali parit. Tetapi dari menggali parit itulah yang membuat mereka tetap dapat bertahan hidup.di tengah kesulitan dan kesukaran tetaplah menggali saluran berkat bagi orang lain. Kecenderungan orang ketika menghadapi kesulitan kita tak pernah memikirkan orang lain. Firman Tuhan mengatakan apabila kita menabur sedikit kita akan menuai sedikit, dan apabila kita menabur banyak maka kita akan menuai banyak pula.
  5. Keep on worshipping The Lord (Tetaplah menyembah Tuhan)
    Worshipping The Lord dalam Matius pasal 6 ada 3 hal, yaitu; praying(berdoa), giving(memberi), dan fasting (berpuasa). Dalam ayat 20, mengatakan ketika mereka mempersembahkan korban, maka hal yang supra natural terjadi. Datanglah banjir dan negeri itupun penuh dengan air. Apabila kita tetap menyembah Tuhan dalam saat yang sulit, maka Tuhan sendiri yang akan bertindak menjawab kebutuhan kita.
  6. Act on His Word (Bertindak atas firman-Nya)
    Perintah Tuhan adalah runtuhkan benteng-benteng, tutupi ladang-ladang dengan batu, tumbangkan segala pohon-pohon (ay 19). Banyak pohon – pohon yang ditanami oleh iblis. Pohon ketagihan, pohon judi, apa yang ada pada kita harus ditebang dalam nama Yesus. Bertindaklah atas FirmanNya. Dominasi kuasa iblis akah berakhir dalam hidupmu, tapi kita harus mengambil tindakan dalam hidup kita. Kita harus bertindak yang benar sesuai dengan Firman Allah.

Jangan takut terhadap perubahan zaman ini. Percaya dan melekat kepada Tuhan lebih lagi. Jadilah kuat, oleh kuat kuasaNya! Yesus sumber segalanya, hanya didalam Dia segalanya bisa berubah! Adakah yang mustahil bagiNya? Tidak ada!

%d bloggers like this: