Tanpa kita sadari pada tanggal 8 September yang lalu, kita mengalami pergantian tahun, yaitu tahun 5771 menurut perhitungan tahun Ibrani. Kita melihat bagian akhir dari angkanya adalah 71. Angka 71 terdiri dari dua angka yaitu “Ayin” dan “Aleph”, jadi 5771 adalah “The Year Of Ayin and Aleph”. “Ayin” artinya adalah “Mata”. Sedangkan “Aleph” adalah huruf pertama dari bahasa Ibrani yang juga berarti “Satu”. Pada kesempatan ini kita akan melihat dua kunci kerajaan sorga.
The Ayin Principle (Prinsip Ayin)
Kejadian 6 : 8, “Tetapi Nuh mendapat kasih karunia di mata Tuhan (But Noah found grace in the eyes of the LORD ).” “Noah” memiliki arti “Rest” atau “Istirahat”. Lawan kata dari “Rest” adalah “Stress”. Orang yang tidak percaya kepada Tuhan akan mengalami kepanikan dan kegelisahan, namun orang yang percaya kepada dirinya sendiri akan stres, bahkan orang yang percaya kepada orang lain akan mengalami frustasi. Tetapi orang yang hidupnya percaya kepada Tuhan dia akan berprestasi dan mengalami damai sejahtera. Pada zaman Nuh, yang sangat menonjol pada waktu itu adalah kekerasan. Dan pada zaman itu mereka juga menjalani suatu kehidupan yang sangat rusak. Mereka juga menjalankan suatu kehidupan yang sangat dibenci oleh Tuhan, yaitu perkawinan campur. Tetapi Alkitab berkata : “… Nuh mendapat kasih karunia di mata Tuhan”.
Kita akan melihat janji Tuhan untuk tahun “Ayin”. Keluaran 11:11-12 berkata, “Tetapi negeri, ke mana kamu pergi untuk mendudukinya, ialah negeri yang bergunung-gunung dan berlembah-lembah, yang mendapat air sebanyak hujan yang turun dari langit; suatu negeri yang dipelihara oleh TUHAN, Allahmu : mata TUHAN, Allahmu, tetap mengawasinya dari awal sampai akhir tahun.”
Dikatakan, … yang mendapat air sebanyak hujan yang turun dari langit…, itu adalah kemurahan Tuhan. Setiap kita hidup hanya karena kemurahan Tuhan saja. Dalam kehidupan saat ini Tuhan akan memelihara kita, dan mata Tuhan akan tetap mengawasi kita dari awal sampai akhir tahun. I Petrus 2 : 9 berkata, “Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib…”
Firman Tuhan berkata, kita adalah generasi yang dipilih oleh Tuhan (chosen generation). Kita adalah imamat yang rajani (royal priesthood), dan juga bangsa yang kudus (holy nation). Tetapi kita juga adalah umat kepunyaan Allah sendiri (His own special people). “Special” di sini dipakai terjemahan lama yaitu“Peculiar”. “Peculiar” itu seperti sebuah titik yang ada lingkaran di luarnya. Titik itu adalah kita, dan lingkaran di luar yang mengelilingi titik itu adalah Tuhan. Ini seperti dikatakan dalam Ulangan 32 : 11 katakan, “Laksana rajawali menggoyangbangkitkan isi sarangnya, melayang-layang di atas anak-anaknya, mengembangkan sayapnya, menampung seekor, dan mendukungnya di atas kepaknya…”
Kita seperti anak rajawali. Jika kita jatuh, Tuhan senantiasa akan mengembangkan sayap seperti burung rajawali dan menampung kita, bahkan mengangkat kita kembali. Mata Tuhan itu selalu tertuju kepada kita. Tetapi mata kita juga harus tertuju kepada Tuhan dan bukan kepada yang lain. 2 Tawarikh 20 :12 katakan“, Ya Allah kami, tidakkah Engkau akan menghukum mereka? Karena kami tidak mempunyai kekuatan untuk menghadapi laskar yang besar ini, yang datang menyerang kami. Kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan, tetapi mata kami tertuju kepada-Mu.” Raja Yosafat sedang menghadapi tantangan yang besar. Tetapi Yosafat saat dia sangat ketakutan, dia mengambil suatu keputusan yang luar biasa. Yosafat percaya kepada Tuhan, dan matanya hanya tertuju kepada Tuhan. Mazmur 123 : 2b, …demikianlah mata kita memandang kepada TUHAN, Allah kita, sampai Ia mengasihani kita.
Masih di dalam prinsip “Ayin”, di dalam 2 Tawarikh 16 : 9a, “Karena mata TUHAN menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatan-Nya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia.” Kekuatan itu adalah otoritas, hikmat, kekayaan, semuanya itu akan dilimpahkan kepada setiap kita, jika kita bersungguh hati terhadap Tuhan (Mazmur 34 : 16a).
The Aleph Principle (Prinsip Aleph)
Wahyu 1 : 17, “Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku, lalu berkata : “Jangan takut ! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir…”. Nama Yesus adalah yang pertama. Yesus harus menjadi Yang Pertama dan Yang Terutama bagi setiap kehidupan kita. Kalau kita membaca 2 Tawarikh 28, kita akan mengetahui tentang kerajaan Yehuda. Mereka kalah perang melawan Aram / Syria, dan kemudian terjadi perang saudara. Mereka mengalami kekalahan yang sangat menyakitkan, 120 ribu lebih tentara mati terbunuh, dan 200 ribu lebih ditawan untuk dijadikan budak.
Tetapi dalam keadaan seperti itu, Ahas berubah menjadi tidak setia kepada Tuhan. Ahas menyingkirkan mezbah Tuhan, dan diganti dengan mezbah ilah asing. Sebab Ahas berpikir, kalau bangsa Aram bisa mengalahkannya itu berarti bangsa Aram memiliki dewa-dewa yang lebih kuat. Ketika Ahas melakukan semuanya itu Tuhan menghukum Ahas. Dia mati tetapi tidak dikuburkan di dalam pemakaman raja-raja. Tetapi berbeda dengan yang dilakukan oleh Hizkia. 2 Tawarikh 29 : 2-3, “Ia melakukan apa yang benar di mata TUHAN, tepat seperti yang dilakukan Daud, bapa leluhurnya. Pada tahun pertama pemerintahannya, dalam bulan yang pertama, ia membuka pintu-pintu rumah TUHAN dan memperbaikinya.”
Hal pertama yang dilakukan oleh Hizkia adalah penyembahan / worship. Kalau bapanya menutup pintu-pintu rumah Tuhan, maka Hizkia membuka pintu-pintu rumah Tuhan dan memperbaikinya. Matius 6 : 33, Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Jika kita jatuh dan mengalami kegagalan, hal utama yang harus kita lakukan adalah memperbaiki hubungan kita dengan Bapa kita di sorga. 2 Tawarikh 31 : 20-21 katakan, “Demikianlah perbuatan Hizkia di seluruh Yehuda. Ia melakukan apa yang baik, apa yang jujur, dan apa yang benar di hadapan TUHAN, Allahnya. Dalam setiap usaha yang dimulainya untuk pelayanannya terhadap rumah Allah, dan untuk pelaksanaan Taurat dan perintah Allah, ia mencari Allahnya. Semuanya dilakukannya dengan segenap hati, sehingga segala usahanya berhasil.”
Lakukan yang benar di mata Tuhan, karena mata Tuhan selalu mengawasi kita dari awal sampai akhir tahun, dan jadikan Tuhan menjadi yang pertama dan yang terutama di dalam kehidupan kita. Maka Tuhan akan membuat apa saja yang kita lakukan dan usahakan akan selalu berhasil.
Tuhan Yesus Memberkati.