Facing The Seasons of Life

Kid. 2:10-17 katakan, “Kekasihku mulai berbicara kepadaku: “Bangunlah manisku, jelitaku, marilah! Karena lihatlah, musim dingin telah lewat, hujan telah berhenti dan sudah lalu. Di ladang telah nampak bunga-bunga, tibalah musim memangkas; bunyi tekukur terdengar di tanah kita. Pohon ara mulai berbuah, dan bunga pohon anggur semerbak baunya. Bangunlah, manisku, jelitaku, marilah! Merpatiku di celah-celah batu, di persembunyian lereng-lereng gunung, perlihatkanlah wajahmu, perdengarkanlah suaramu! Sebab merdu suaramu dan elok wajahmu!”
Tangkaplah bagi kami rubah-rubah itu, rubah-rubah yang kecil, yang merusak kebun-kebun anggur, kebun-kebun anggur kami yang sedang berbunga! Kekasihku kepunyaanku, dan aku kepunyaan dia yang menggembalakan domba di tengah-tengah bunga bakung. Sebelum angin senja berembus dan bayang-bayang menghilang, kembalilah, kekasihku, berlakulah seperti kijang, atau seperti anak rusa di atas gunung-gunung tanaman rempah-rempah!”

Indonesia tidak mengenal 4 musim (semi, panas, gugur, dan dingin), seperti di negara lain. Tetapi ini untuk mengingatkan kita bahwa hidup kita juga ada musimnya. Di China itu ada bunga yang bisa bertahan di 4 musim. Bunga itu adalah bunga Chrysant. Namun sayang banyak orang yang tidak bisa bertahan di berbagai musim kehidupan. Sebab banyak orang, bahkan yang mengaku sebagai orang Kristen yang menyerah menghadap kehidupan ini lalu mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri. Mereka tidak kuat menghadapi tantangan kehidupan ini.

Contoh bunga lain yang dapat kita jadikan contoh adalah anggrek. Bunga ini bertumbuh di hutan di celah-celah batu. Ini cocok dengan ayat di atas, “Merpatiku di celah-celah batu, di persembunyian lereng-lereng gunung, perlihatkanlah wajahmu, perdengarkanlah suaramu..” Anda lihat, meskipun di tengah kerasnya batu, namun bunga ini masih bunga berbunga. Dia masih bisa bertahan, bahkan menunjukkan keindahannya. Bukankah kehidupan kita juga harus menunjukkan keindahannya, meskipun hidup itu keras?

Bambu adalah contoh tanaman lainnya yang patut kita teladani. Bambu berbicara tentang integritas. Sebab hari-hari ini banyak orang yang tidak lagi mengutamakan integritas. Namun kita harus menjadikan integritas ini sebagai bagian dari kehidupan kita.

Pada acara reuni beberapa waktu lalu, seorang wanita dari kepercayaan lain mendatangi istri saya dan berkata bahwa saya semasa sekolah tidak pernah berbuat curang (nyontek). Rupanya orang benar itu selalu menjadi sorotan di mana pun kita berada. Saya bersyukur bahwa saya bisa mengutamakan integritas ini, sehingga banyak orang bisa mendapatkan nilai-nilai kehidupan dari kehidupan kita.

Pada musim panas, bambu itu bertumbuh paling cepat. Lagipula, pohon ini kalau diberi beban tidak akan patah. Kita juga seharusnya seperti ini.. kuat dan tangguh. Alkitab berkata, “Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya” (1 Kor. 10:13). Inilah alasan utama mengapa kita tetap kuat menghadapi berbagai macam beban dalam kehidupan, sebab Tuhan yang memberikan kekuatan kepada kita.

Di tengah menghadapi berbagai musim kehidupan, tetaplah mengutamakan karakter, melebihi kharisma. Kharisma itu membawa orang menjadi terkenal, tetapi karakterlah yang membuat Anda selamat dan tetap berada di puncak. Namun hati-hatilah dengan kompromi. Ketika hati Anda mulai masuk dalam area kompromi, itulah awal dari segala kejatuhan.

Anda sedang mengalami apa hari ini? Janganlah takut. Segala musim boleh terjadi dalam hidup kita, tetapi akan selalu ada musim yang baru buat kita. Ada musim pemulihan buat kita. Asal saja kita tetap tenang dan percaya dalam setiap janji Tuhan.

Yang menarik lagi dari pohon bambu ini adalah tengahnya yang bulat. Saya percaya ini berbicara tentang hati yang utuh atau integritas. Pula bambu itu juga menunjukkan kederhanaan. Sama seperti Yesus yang rela turun ke bumi. Bahkan di bumi ini juga Ia menunjukkan kederhanaan.

Ingatlah bahwa hidup kita itu singkat. Namun meskipun singkat, hasilkanlah bunga alias keharuman. Jadikanlah hidup Anda menjadi berkat bagi orang lain. Yesus juga hanya 3,5 tahun dalam pelayanan-Nya, namun Dia memberikan diri-Nya untuk dunia ini.

Mintalah Tuhan hari yang lurus dan ketabahan. Inilah yang membuat kita bertahan menghadapi berbagai musim dalam hidup kita.