Momentum berbicara tentang pergerakan. Gereja yang berada dalam momentum pasti berada dalam pergerakan. Kita adalah orang-orang yang tidak hidup di masa lalu, tetapi kita hidup di masa sekarang dan apa yang kita buat ini akan menentukan yang kita lakukan di masa depan. Namun juga harus didukung dengan sikap (attitude) yang baik.
Kita belajar dari satu pribadi yang banyak menginspirasi kehidupan orang Kristen yaitu Daud (1 Samuel 17:12-17). Ada beberapa fakta penting mengenai hal ini:
- Ada peperangan di sekitar kita.
Di sekitar tempat Daud pasukan Israel sedang berperang melawan Filistin. Kehidupan kita dalam Tuhan selalu mengalami pertempuran. Kita berhenti mengalami masalah dalam hidup kita ketika kita bertemu dengan Yesus. Makanya ketika kita bangun pagi kita sudah harus siap untuk masuk hari ini dan melewati setiap hal yang terjadi dalam hidup kita. - Kita bisa setiap saat terlibat dalam peperangan itu.
Daud pasti tidak menyangka kalau hari itu dia akan ke medan pertempuran. Saat kita berada di zona ini, ketika ada Yesus maka iblis tidak bisa menyentuh kita. Namun Tuhan pasti bersama dengan kita. - Bagaimana sikap kita dalam pertempuran itu akan membawa kita kepada suatu momentum yang dahsyat dalam hidup kita. Dalam setiap pertempuran itu ada potensi di mana kita berada dalam momentum Tuhan. Waktu Daud hadir di medan perang, dia tidak sombong dan angkuh tetapi dia tetap mengarahkan diri buat Tuhan. Kita harus punya attitude yang benar untuk menangkap momentum itu.
Sikap Daud sesudah dan sebelum momentum:
- Ada ketundukan dan ketaatan dalam hidup Daud (ay. 20).
Ketundukan menghasilkan keteraturan. Daud melakukan seperti yang bapaknya suruh dan dia bertanggung jawab. Ketundukan (submissioan) berbicara tentang menundukan diri pada apa yang ada di atas kita. Apapun yang kita kerjakan di dalamnya, jika ada agenda pribadi maka semua itu akan hancur. Sebab ketundukan menghasilkan keteraturan. Sebelum Daud masuk medan perang dia selalu bertanya kepada Tuhan. Karena itulah mengapa Daud disebut sebagai orang yang berkenan di mata Tuhan. - Ada kegairahan yang nyata dari diri Daud (ay 26).
‘Antusiame itu mengubah dunia’. Antusiasme itu sumber dari sebuah perjuangan dan tanpa itu tidak ada sesuatu yang besar yang bisa kita capai. Antusiasme dalam Daud membunuh seorang mesin perang Filistin, Goliat. Daud adalah seorang pemberani dan dunia ini milik orang-orang yang berani. - Ada keberanian dalam kehidupan Daud (ay 34-37)
Keberhasilan bukanlah final. Kekalahan itu tidak fatal adalah keberanian untuk melanjutkan itu yang masuk hitungan. Semua pahlawan iman adalah orang yang berani yang tahu Tuhan menyertai mereka. Sadrakh, Mesakh, dan Abednego berketatapan tidak mau menyembah patung. Dan memang Tuhan melepaskan mereka tetapi sekalipun tidak ditolong mereka akan tetap mengasihi Tuhan. - Ada kesiapan dan keterandalan pada diri Daud (ay 38-39).
Daud sudah latihan dan dipersiapkan oleh Tuhan. Seringkali kita selalu merasa kurang, dan tidak ada kesiapan. Jadi ketika momentum itu datang maka kita tidak siap. Ada ketulusan dan keaslian dalam diri Daud (ay 38-39). Jangan pernah jadi orang lain. Lebih baik murah tapi asli daripada tiruan. Kita lebih baik tampil apa adanya. - Ada ketergantungan sepenuhnya kepada Tuhan (ay 43-45).
Musuh mencoba menintimidasi Daud. Namun Daud mempunyai motto: kalau Tuhan di pihakku siapakah lawanku? Artinya Daud menyerahkan sepenuhnya hidupnya kepada Allah dan dia mengandalkan Tuhan sepenuhnya.