2 Timotius 1:5 “Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu.”
Banyak orang bertanya kepada saya, sumber itu apa pak? Ada yang bilang sumber keuangan? Atau sumber yang lain? Firman Tuhan jelas menyatakan bahwa bapak adalah sumber, bisa sumber berkat dan sumber inspirasi, tetapi ada juga yang menjadi sumber masalah.
Dalam Kisah Para Rasul 16, ada seorang muda yang bernama Timotius. Ibunya adalah seorang Yahudi yang menjadi orang percaya. Dalam ayat bacaan kita, kita bisa melihat bahwa imannya berasal dari neneknya, bukan dari kakeknya, dan juga dari ibunya.
Artinya bahwa dia mengalami yang disebut dengan ‘fatherless’ (tidak mempunyai figur bapak), bahkan juga mengalami ‘grand-fatherless’ (kakeknya bukan orang percaya). Tetapi, puji Nama Tuhan ada bapak rohani yang bernama Paulus. Saya pribadi sebagai bapak rohani, karena saya tidak mempunyai anak jasmani, saya menyadari sepenuhnya bahwa saya harus menjadi sumber. Karena saya adalah sumber, saya harus pastikan bahwa hidup saya adalah hidup yang bersih, tidak boleh ada kepahitan dalam diri saya. Adanya kepahitan itu seperti kita menaruh mayat atau bangkai binatang di dalam sumber yang bersih. Di Bali saat ini begitu banyak pengungsi karena aktivitas dari Gunung Agung. Dan yang paling dibutuhkan oleh para pengungsi itu saat ini adalah air yang bersih. Kalau mie instant sudah begitu banyak diberikan. Tetapi yang paling penting adalah air yang bersih.
Mari kita belajar dari kehidupan Timotius, dimana ayah dan kakeknya tidak menjadi sumber. Tetapi puji Tuhan ada hamba Tuhan yaitu Paulus yang menjadi ayah rohani bagi kehidupannya. Sebagai bapak, Paulus menaungi dan memberkati kehidupan Timotius. Rasul Paulus sendiri menyatakan bahwa tidak ada yang bisa sehati sepikir dengan dia seperti anak rohaninya, yaitu Timotius. Saya pribadi punya bapak rohani, dan saya menjadi bapak rohani bagi putra-putra rohani saya, dan saya harus pastikan bahwa hidup saya harus menjadi sumber. Firman Tuhan menyatakan bagaimana Paulus berkata kepada Timotius untuk dia disunat. Dia sudah dewasa saat itu, dan semua orang dewasa harus disunat. Percayalah, disunat itu sakitnya luar biasa. Orang Yahudi disunat pada hari yang ke-8. Kita melihat melalui pelajaran ini bahwa ketaatan itu akan menghasilkan ketaatan yang lain, sehingga semua orang yang ada di daerah itu begitu mendengarkan perintah dari para penatua dan para rasul. Akibatnya, semua jemaat yang ada di situ begitu dibangun dalam iman dan jumlahnya pun berlipat ganda.
Saya mau katakan untuk anda semua, bahwa ada hubungan yang begitu erat antara ‘parenting’ dengan ‘progress’. Sebab itu, jika anda ingin terjadi progress dalam kehidupan anda, anda harus pastikan bahwa ada dekat dengan sumber. Dan jadikan diri kita seperti Timotius, dimana kita akan menjadi sumber bagi orang lain. Bangkitlah para bapak dan bangkitlah Timotius-Timotius, jadilah bapak-bapak berikutnya. Hidup kita akan menjadi sumber, baik itu dalam pekerjaan kita bahkan kota tempat kita tinggal. Dan apapun yang kita kerjakan akan berlipat ganda untuk kemuliaan Tuhan. Tuhan memberkati