Kuasa Kebangkitan Kristus

Filipi 3:10-11

“Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati.”

Kalau dari tata bahasa, sebenarnya pembahasan utama dari ayat ini adalah tentang Mengenal Kristus.  Akan tetapi, kita juga bisa belajar bahwa pengenalan akan Kristus tidak bisa dipisahkan dari kuasa kebangkitan-Nya, penderitaan-Nya, dan pengharapan pasti akan kebangkitan kekal.  Kuasa Kebangkitan Kristus, dinyatakan-Nya bagi kita sekarang, yaitu saat kita mengenal Dia, dan juga dinyatakan-Nya pada waktu yang akan datang, yaitu ketika Dia datang kali yang kedua nanti.

Mari kita belajar bersama, ketika Kuasa Kebangkitan Kristus ada di dalam kita, maka:

  1. Memiliki Kerinduan untuk Mengenal Kristus secara Pribadi.

    Pada bagian: “Yang kukehendaki ialah mengenal Dia”, Paulus menyatakan bahwa pengenalan akan Kristus merupakan tujuan dan kerinduan terbesar dalam hidupnya.  Begitu besarnya, Paulus sampai menganggap hal-hal lain sebagai kerugian dan sampah (ayat 8).  Mengerti tujuan dengan jelas, akan membuat kita mengerti hal yang penting atau yang tidak penting, mana keuntungan atau kerugian, mana yang berharga atau sampah.  Kalau kita menyadari keindahan dan keberhargaan KRISTUS dalam hidup kita, seharusnya kita rela untuk ‘menyampahkan’ semua (ego, pengakuan akan pencapaian atau prestasi, kepentingan atau kepuasan diri, kenyamanan) demi pengenalan kita akan KRISTUS.

    Pertanyaannya, pengenalan yang bagaimana yang harus kita punya?  Setiap kita mempunyai kebutuhan untuk bisa mengalami secara langsung.  Demikian juga perihal pengenalan akan Kristus, jangan hanya dari kata orang, kita harus mengalaminya sendiri.  Kalau kita merasa pengenalan kita cukup hanya dari kata orang saja, maka kehidupan kerohanian kita tidak akan mengalami pertumbuhan.
  2. Hidup Berkemenangan, sekalipun dalam Penderitaan.

    Pada bagian: “persekutuan dengan penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya”, Paulus menyatakan bahwa penderitaan kita sebagai orang percaya, merupakan proses pembentukan menuju keserupaan dengan Kristus.  Dan itulah kemenangan kita, yaitu ketika kita menjadi serupa Kristus melalui proses penderitaan yang kita alami.
    Kisah Para Rasul 5:40-41 > ketika memberitakan Injil, rasul-rasul diperhadapkan pada sidang Mahkamah Agama.  Mereka disesah (dicambuk) dan dilarang mengajar dalam nama Yesus.  Hal itu tidak membuat mereka ‘tawar hati’.  Mereka justru bersukacita dan merasa terhormat kalau mereka dianiaya demi Yesus.  Jadi ketika kita mengalami penderitaan karena iman, itu bukan hukuman, itu adalah proses pembentukan menuju keserupaan Kristus.  Inilah kemenangan kita.
  3. Pengharapan Pasti akan Janji-Nya: Kebangkitan dari Kematian.

    Pada bagian: “supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati”, bagian ini  adalah kuasa kebangkitan yang akan datang, yaitu pengharapan besar kita, bahwa kita akan mengalami kebangkitan kekal bersama Kristus.  Kalau berbicara janji Tuhan, kita harus berbicara iman.  Apakah kita percaya akan janji-Nya?  Iman, selalu membutuhkan perbuatan sebagai bukti keberadaannya.  Bukan berarti perbuatan kita yang menentukan keselamatan atau kebangkitan kita, tetapi keberadaan iman harus terwujud melalui kehidupan kita yang semakin mengenal & serupa Kristus.
YESUS TIDAK HANYA MATI UNTUK KITA, DIA BANGKIT, SUPAYA KITA HIDUP BERKEMENANGAN. JANGAN CUMA JADI PENONTON KUBUR KOSONG. JADILAH PEMBAWA KUASA KEBANGKITAN!